Al Qur’an Sebab Kemuliaan
Allah bersumpah dengan Mawaqi’in Nujum bahwa Al Qur’an adalah mulia (bukan ucapan penyair atau tukang sihir, bukan pula ucapan yang dibuat oleh Nabi ﷺ)
Allah berfirman :
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ
“Sesungguhnya ini adalah Al Qur’an yang sangat mulia.”
QS. Al Waqi’ah 77
Para ulama menjelaskan makna kemuliaan dari Al Qur’an, diantaranya adalah bahwa kemuliaan itu tak sekedar pada dzat Al Qur’an, tapi juga bagi pembacanya.
Imam Al Qurthubi rahimahullah menukilkan :
لأنه يكرم حافظه ، ويعظم قارئه
“Karena Al Qur’an akan memuliakan orang yang menghafalnya dan mengagungkan pembacanya.”
📚 Tafsir Al Qurthubi.
Semoga Allah memberikan taufiq-Nya agar kita bisa membaca, memahami dan mengamalkan Al Qur’an.
Barakallahu fikum
S A T U H U R U F
Diantara keutamaan membaca Al Qur’an adalah setiap huruf yang terbaca bernilai kebaikan.
Dalam hadits Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu Nabi ﷺ bersabda :
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu huruf, akan tetapi ا satu huruf, ل satu huruf dan م satu huruf.”
HR. At Tirmidzi
Para ulama berbeda pendapat tentang makna huruf, apakah huruf yang dimaksud itu yang mengandung makna (huruf ma’ani) ?
Ataukah setiap jenis huruf hijaiyah ?
Imam Ibnu Muflih rahimahullah berkata,
وَالْمُرَادُ بِالْحَرْفِ عِنْدَ أَصْحَابِنَا: حَرْفُ التَّهَجِّي الَّذِي هُوَ جُزْءٌ مِنْ الْكَلِمَةِ ،
“Yang dimaksud dengan huruf menurut sahabat-sahabat kami (ulama hanabilah) adalah huruf tahajji (hijaiyah) yang merupakan bagian dari kata.”
📚 Al Adabus Syar’iyyah 2/440.
Alangkah agungnya pahala baca Al Qur’an. Lafaz Basmalah saja ada 21 huruf, apalagi surat Al Fatihah.
Barakallahu fikum
Semilir 267 | Mencari Pengganti
Kadang tak mudah untuk melupakan kegagalan yang menghalang harapan.
Tapi ketika ada yang lain datang mengganti, insya Allah kecewa takkan terus diratapi.
Nyatanya memang demikian, dahulu telah diungkapkan ,
النفس لا تترك شيئا إلا بشيء
“Jiwa tidak akan mudah meninggalkan sesuatu, kecuali jika ada sesuatu yang lain menggantikannya.”
Indonesia bersabar.
Barakallahu fikum
Semilir 266 | S Y A ‘ B A N
Bulan Sya’ban adalah bulan ke 8 dari bulan-bulan Hijriyah.
Kenapa dinamakan Sya’ban ?
Sebagian ulama menyebut bahwa Sya’ban terambil dari kata tasya’ub (artinya berpencar atau berkelompok).
Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani rahimahullah berkata,
وسمي شعبان لتشعبهم في طلب المياه أو في الغارات بعد شهر رجب الحرام
“Dinamakan Sya’ban karena mereka (bangsa Arab jaman dahulu) berpencar untuk mencari air, atau berkelompok untuk melakukan perang setelah bulan Rajab (yang diharamkan berperang saat itu)”.
📚 Fathul Bari 4/213.
Barakallahu fiku
Semilir 265 | Belum Jodohnya
Tak disangka, sosok paling mulia ini pernah gagal membina mahligai indah yang diharapkan.
Ia adalah Nabi ﷺ.
Bunda Aisyah radhiyallahu ‘anha berkisah,
أَنَّ ابْنَةَ الْجَوْنِ لَمَّا أُدْخِلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَدَنَا مِنْهَا قَالَتْ : أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ .
“Ketika putri Al Jaun (Umaimah bintu Nu’man bin Syarahil) dipertemukan dengan Rasulullah ﷺ yang telah menikahinya) , beliau mendekat.
Ternyata ia berkata,
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ
“Aku berlindung kepada Allah darimu.”
Nabi ﷺ pun berkata ,
لَقَدْ عُذْتِ بِعَظِيمٍ ، الْحَقِى بِأَهْلِكِ
“Sungguh engkau telah berlindung kepada Dzat yang Maha Agung (Allah). Pulanglah, temui keluargamu”.
📚 Shahih Al Bukhari no. 5254.
Nabi ﷺ menceraikan Umaimah seketika itu juga karena ucapannya yang mengisyaratkan bahwa ia tak Sudi didekati oleh beliau ﷺ.
Kalau memang bukan jodohnya apa hendak dikata ?
Nabi ﷺ saja pernah ditolak harapannya, apa lagi kita.
Siapa kita? Ya bukan siapa-siapa.
Siapa kita ? Tak perlu ditanya.
Siapa kita ? Hanya manusia biasa.
Barakallahu fikum
Semilir 264 | Boleh dan Tak Dianjurkan
Beberapa makmum masbuq menyempurnakan shalat mereka setelah imam salam.
Seorang dari mereka kemudian maju dan menjadi imam.
Bolehkah ?
Para ulama berselisih. Sebagian mereka membolehkan, sebagian lainnya melarang.
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata :
فلا نقول بمشروعيَّته ولا نندب النَّاس إذا دخلوا وقد فاتهم شيء من الصَّلاة ؛ أن يقول أحدُهم : إني إمامُكم ، لكن لو فعلوا ذلك فلا نقول : إن صلاتَكم باطلة ، وهذا القول أصحُّ ، أي : أنه جائز ، ولكن لا ينبغي ؛ لأن ذلك لم يكن معروفاً عند السَّلف
“Kami tak mengatakan hal itu disyariatkan, tidak pula menganjurkan agar seorang dari masbuq (sebelum masuk shalat) berkata, “Aku nanti jadi imam kalian.”
Tapi jika mereka lakukan itu, kami tidak mengatakan, “Shalat kalian batal”.
Ini pendapat yang paling benar, artinya hal ini boleh tapi sebaiknya tak dilakukan karena hal tersebut tidak dikenali di zaman salaf (terdahulu)”.
📚 As Syarhul Mumti’ 2/316.
Wallahu a’lam
Barakallahu fikum
Semilir 263 | Kapan sujud sahwi dilakukan?
Keduanya Boleh
Sujud sahwi dilakukan sebelum atau setelah salam?
Syaikh Bin Baz rahimahullah berfatwa :
الأمر واسع في ذلك، فكلا الأمرين جائز، وهما السجود قبل السلام وبعده؛ لأن الأحاديث جاءت بذلك عن النبي ﷺ.
‘Dalam masalah ini ada kelapangan.
Keduanya diperbolehkan, baik sujud sahwi dilakukan sebelum atau sesudah salam. Karena adanya hadits Nabi ﷺ yang menunjukkan akan hal tersebut.”
Selanjutnya beliau rahimahullah menjelaskan bahwa yang paling afdhal sujud sahwi dilakukan sebelum salam kecuali dalam dua kondisi ;
✓ Jika seseorang salam padahal rakaatnya masih kurang. Maka lebih utama ia sujud sahwi setelah salam
✓ Saat seseorang ragu tentang jumlah rakaat shalatnya , tetapi dia mampu memilih dengan dugaan yang kuat mana yang dianggap benar.
Dalam kondisi ini yang lebih utama ia sujud sahwi setelah salam.
Wallahu a’lam.
📚 Majmu’ Fatawa wa Maqalat 11/267
Semilir 262 | Bahasa Apa Saja
Allah maha mendengar lagi mengetahui apapun yang diucapkan oleh makhluk-Nya.
Dengan bahasa apa saja mereka berdo’a, Allah membolehkan dan akan mengabulkannya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata ;
والدعاء يجوز بالعربية ، وبغير العربية ، والله سبحانه يعلم قصد الداعي ومراده ، وإن لم يقوِّم لسانه ، فإنَّه يعلم ضجيج الأصوات ، باختلاف اللغات على تنوع الحاجات
“Berdoa itu boleh dengan menggunakan bahasa Arab maupun selain bahasa Arab. Allah mengetahui tujuan dan maksud orang yang berdoa, walaupun ucapan lisannya tidak fasih. Allah mengetahui maksud di balik suara yang tidak jelas, dengan berbagai macam jenis bahasa dan hajat-hajatnya”
📚 Majmu’ Al Fatawa, 22/488.
Semoga Allah mengabulkan do’a dan harapan kita.
Semilir 261 | Jejak Semut
Sepertinya tak pernah kita dengar suara jejak (berjalannya) semut, karena kecilnya makhluk satu ini.
Ternyata ada yang lebih samar dan tersembunyi dari langkah semut.
Nabi ﷺ bersabda:
يَا أَبَا بَكْرٍ، لَلشِّرْكُ فِيكُمْ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ
“Wahai Abu Bakar, syirik itu di dalam diri kalian lebih tersembunyi dari jalannya semut.”
HR. Al Bukhari.
Para ulama menjelaskan bahwa diantara bentuk kesyirikan adalah syirkus sarair (syirik yang tersembunyi)
Syirik jenis ini sangat samar hingga kadang pelakunya sendiri tak menyadari.
Nabi ﷺ bersabda :
أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَشِرْكَ السَّرَائِرِ
“Wahai manusia, waspadalah kalian dari syirik yang tersembunyi.”
Para sahabat bertanya,
“Wahai Rasulullah, apa itu syirik yang tersembunyi?”
Nabi ﷺ menjawab ,
يَقُومُ الرَّجُلُ فَيُصَلِّي فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ جَاهِدًا لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ النَّاسِ إِلَيْهِ، فَذَلِكَ شِرْكُ السَّرَائِرِ
“Seseorang berdiri untuk shalat, lalu dia berusaha memperbagus shalatnya dengan sangat karena ada manusia yang melihatnya. Itulah syirik yang tersembunyi (riya).”
HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya no. 937.
Semoga Allah menyelamatkan kita dari riya dan kesyirikan lainnya.