Menu

Mode Gelap
 

Karya Tulis Santri · 18 Feb 2025 13:02 WIB ·

Hati-Hati dengan Lisan

Perbesar

Lisan adalah salah satu anugerah yang Allah subhanahu wata’ala berikan kepada manusia. Dengan lisan, kita bisa berbicara dan merasakan rasa makanan. Jika digunakan dengan baik, lisan dapat membawa banyak pahala, seperti melalui membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan aktivitas positif lainnya.

Namun, jika tidak digunakan dengan bijak, lisan juga bisa menjerumuskan seseorang ke dalam neraka. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan lisan kita.

Bagaimana cara menjaga lisan agar tidak menjerumuskan kita ke dalam neraka? Apa saja bahaya yang dapat timbul jika kita tidak menjaga lisan kita? Artikel ini akan membahas
hal-hal tersebut.

Bahaya Lisan

Lisan bisa berbahaya jika digunakan untuk hal-hal yang tidak baik dan tidak bermanfaat, seperti menggosip atau menyebarkan kebohongan. Saat berbicara, kita harus berpikir tentang dampak yang akan terjadi dari ucapan kita: Apakah ini bisa membuat saya masuk neraka? Apakah ucapan saya bisa menyakiti perasaan orang lain?

Hadits di dalam Sahih Bukhari:
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda

إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

” Sesungguhnya seorang hamba benar-benar mengucapkan satu kata yang ia tidak berpikir panjang tentangnya, yang karena itu ia tergelincir ke dalam neraka yang lebih jauh jaraknya daripada antara timur dan barat.” (HR. Bukhari).
Hadits ini menunjukkan bahwa seseorang bisa tergelincir ke dalam neraka karena tidak berpikir panjang tentang apa yang diucapkannya.

Hadits di dalam Sunan Tirmidzi:
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِى النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ أَوْ قاَلَ عَلَى مَنَاخِرِهِمْ إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

“Tidaklah manusia tersungkur di neraka di atas wajah atau di atas hidung mereka melainkan dengan sebab lisan mereka”. (HR. Tirmidzi).

Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga lisan agar tidak menggunakannya untuk hal-hal buruk seperti ghibah, mencela, berbohong, dan ucapan buruk lainnya.

Dalam syariat Islam, terdapat banyak dalil yang menunjukkan agar kita tidak menyakiti perasaan orang lain. Beberapa di antaranya adalah:

Hadits di dalam Sahih Muslim:
Rasululah shallallahu alayhi wasallam,

لاَ تَحَاسَدُوا، وَلاَتَنَاجَشُوا، وَلاَ تَبَاغَضُوا، وَلاَ تَدَابَرُوا، وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ، وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخوَاناً.

“Janganlah kalian saling mendengki, janganlah saling tanajusy (menyakiti dalam jual beli), janganlah saling benci, janganlah saling membelakangi (mendiamkan), dan janganlah menjual di atas jualan saudaranya. Jadilah hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)

Hadits di dalam Sahih Bukhari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ

“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dalil-dalil ini menunjukkan bahwa kita harus menjaga lisan dan perilaku kita agar tidak menyakiti hati orang lain, dan kita harus selalu berusaha untuk berbicara dan berperilaku dengan baik.

Bagaimana Cara Menjaga Lisan?

Menjaga lisan adalah suatu hal yang sangat penting agar kita tidak terjerumus ke dalam neraka hanya karena lisan kita. Berikut adalah beberapa cara menjaga lisan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta dalil yang mendukungnya:

1. Menghindari Perkataan yang Tidak Bermanfaat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ

“Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (Muttafaqun ‘alaih).
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan agar kita menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan hanya berbicara hal-hal yang baik.

2. Menghindari Ghibah (Menggunjing)

Ghibah adalah membicarakan keburukan orang lain yang tidak hadir. Nabi mengajarkan untuk menghindari ghibah karena dapat merusak hubungan dan menyakiti hati orang lain.

Allah ta’ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. (Qs. Al Hujurat : 12)

3. Menghindari Dusta
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan untuk selalu berkata jujur dan menghindari dusta.
Rasulullah shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda,

(عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ اِلَى الْبِرِّ اِنَّ الْبِرِّيَهْدِيْ اِلَى الْجَنَّةِ (رواه البخارى ومسل

“Hendaknya kalian berkata jujur, karena Sesungguhnya jujur itu membawa Kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga.” (Muttafaqun ‘alaih).

4. Menghindari Perkataan Kasar dan Caci Maki
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan untuk tidak berkata kasar dan mencaci maki orang lain. Beliau shallallahu ‘alayihi wasallam bersabda,

إِ ﱠن ﱠَﷲ ﻛَرِهَ ﻟَﻛُمْ ﺛَﻼَﺛًﺎ: ﻗِﯾلَ وَﻗَﺎلَ، وَإِﺿَﺎﻋَﺔَ اﻟْﻣَﺎلِ، وَﻛَﺛْرَةَ اﻟ ﱡﺳؤَالِ

“Sesungguhnya Allah membenci tiga perkara: memperbanyak omong kosong, menghambur-hamburkan harta, dan terlalu banyak bertanya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Berbicara dengan Lemah Lembut
Allah ta’ala berfirman,

وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسْنًا

“Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah: 83)

Penutup

Menjaga lisan adalah salah satu cara untuk menjalani kehidupan yang lebih baik dan menjaga kita dari terjerumus ke dalam neraka. Dengan kita menjaga lisan, bisa membuat orang lain menjadi senang kepada kita dan membuat kita mendapat pahala dari Allah subhanahu wata’ala.

Semoga dengan artikel yang sedikit ini bisa bermanfaat untuk kita dan membuat kita sadar betapa pentingnya menjaga lisan dan bahaya yang ditimbulkan jika kita tidak menjaga lisan dengan baik.

Jika ada salah maka itu dari diri saya sendiri dan jika ada kebenaran maka itu datangnya dari Allah subhanahu wata’ala.

Baarokallohu fiikum.

Banyumas, 14 Sya’ban 1446 H/13 Februari 2025

Penulis : Ahmad Abdullah (santri kelas 2 Mts Ma’had Ibnu Taimiyyah)
Editor : Arif Nugroho, S.Pd (Kepala Maktabah Khalid Al Manie’)
Korektor : Ustadz Akhmad Yuswaji, Lc (Mudir ‘Amm Ma’had Ibnu Taimiyyah)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 44 kali

badge-check

Team

Baca Lainnya

Agar Puasa Kita Diterima Allah ta’ala

12 Maret 2025 - 08:23 WIB

Allah Tinggikan Derajat Manusia dengan Ilmu

5 Maret 2025 - 10:32 WIB

Mengapa Aku Harus Menuntut Ilmu?

27 Februari 2025 - 10:36 WIB

Jauh Dari Orang Tua Demi Menuntut Ilmu

25 Februari 2025 - 07:58 WIB

Keutamaan Menuntut Ilmu

18 Februari 2025 - 13:11 WIB

Kenapa Aku Harus Belajar

18 Februari 2025 - 13:09 WIB

Trending di Karya Tulis Santri