Menu

Mode Gelap
 

Karya Tulis Santri · 12 Mar 2025 08:23 WIB ·

Agar Puasa Kita Diterima Allah ta’ala

Perbesar

Setiap muslim pasti mendambakan agar puasanya diterima oleh Allah subhanahu wata’ala. Kita semua berharap agar amalan ibadah yang kita kerjakan selama Ramadhan khususnya dan di setiap waktu umumnya agar diterima oleh Allah ta’ala. Lapar dan dahaga yang kita rasakan, terik matahari yang ikut menambah beratnya puasa kita tidak menghalangi kita menunaikan kewajiban kita tersebut demi meraih ridha Allah subhanahu wata’ala.

Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu akan diampuni” (Muttafaqun ‘alaih).

Lalu bagaimana agar puasa kita diterima Allah ta’ala?

  1. Niat yang ikhlas

Hendaknya kita mengikhlaskan puasa kita hanya demi meraih ridha Allah ta’ala. Karena ikhlasnya niat merupakan syarat terpenting dari diterimanya sebuah amalan ibadah, sebagaimana nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى

“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan”. (Muttafaqun ‘alaih).

  1. Meninggalkan dusta

Hendaknya kita menjauhi pernbuatan-perbuatan yang dapat merusak pahala puasa kita. Di antara hal-hal yang dapat merusak pahala puasa kita adalah kedustaan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari).

Asal makna dari kata الزُّور dalam hadits di atas adalah penyimpangan. Kata tersebut meliputi kedustaan, kekejian, ghibah, namimah dan sejenisnya. Termasuk di dalamnya adalah setiap perkataan yang menyimpang dari kebenaran.

Hadits di atas menekankan agar seorang yang berpuasa hendaknya tidak merusak ibadahnya tersebut dengan hal-hal yang tercela  yang dapat mengurangi pahala puasanya walaupun puasanya tetap dianggap sah, namun bisa jadi pahalanya berkurang atau bahkan tidak mendapatkan pahala sama sekali, sebagaimana dalam hadits lain, nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Thobrony).

Betapa meruginya jika seseorang hanya mendapatkan dari puasanya lapar dan dahaga. Maka hendaknya kita menjaga ibadah puasa kita dari hal-hal yang dapat mengurangi bahkan menghilangkan seluruh pahala puasa kita.

Hendaknya kita meninggalkan perkataan dusta, ghibah, mencaci orang lain, sumpah palsu, perkataan keji dan yang lain sebagainya dari perkara-perkara yang dapat merusak pahala puasa kita.

Hendaknya kita juga menjauhkan diri kita dari hal-hal yang tidak bermanfaat dan tidak mendatangkan keridhoan Allah walaupun mungkin itu tidak haram, karena setiap detik di bulan Ramadhan ini hendaknya kita maksimalkan untuk mengerjakan hal-hal yang mendatangkan keridhoan Allah azza wajalla. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ

“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu (perkataan sia-sia) dan rofats (perkataan keji). Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ

Banyumas, 11 Ramadhan 1446 bertepatan dengan 11 Maret 2025

Penulis    : Syarehan Almuazis (Santri Kelas 3 Tsanawy Ma’had Ibnu Taimiyyah Banyumas)

Editor      : Arif Nugroho, S.Pd

Korektor : Ustadz Bambang Pujianto (Pengajar di Ma’had Ibnu Taimiyyah Banumas)

Facebook Comments Box
Artikel ini telah dibaca 84 kali

badge-check

Team

Baca Lainnya

Allah Tinggikan Derajat Manusia dengan Ilmu

5 Maret 2025 - 10:32 WIB

Mengapa Aku Harus Menuntut Ilmu?

27 Februari 2025 - 10:36 WIB

Jauh Dari Orang Tua Demi Menuntut Ilmu

25 Februari 2025 - 07:58 WIB

Keutamaan Menuntut Ilmu

18 Februari 2025 - 13:11 WIB

Kenapa Aku Harus Belajar

18 Februari 2025 - 13:09 WIB

Keistimewaan Dzikir Kepada Allah

18 Februari 2025 - 13:08 WIB

Trending di Karya Tulis Santri