Para Nabi menganut dan mengajarkan agama yang satu (Islam-tauhid).
Allah berfirman dalam surat Yunus 72 tentang nabi Nuh ‘alaihis salam berkata ;
وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ
“Dan aku diperintahkan agar aku termasuk orang-orang yang berislam (berserah diri kepada Allah dengan bertauhid)”.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda ;
أَنَا أَوْلَى النَّاسِ بعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ، الأنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ مِن عَلَّاتٍ، وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى، وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ، فليسَ بيْنَنَا نَبِيٌّ
“Aku adalah orang yang paling dekat dengan ‘Isa ‘alaihissalam, para nabi adalah bersaudara, (mereka) anak-anak dari bapak yang satu, ibu mereka berbeda-beda dan agama mereka satu.
Antara aku dengan ‘Isa tidak ada seorang nabi pun.”
(HR. Musim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan makna hadits tersebut, yaitu ;
فإنهم متفقون في أصول التوحيد ، وأما فروع الشرائع فوقع فيها الاختلاف .
“Para Nabi bersepakat dalam pokok tauhid, adapun dalam cabang syariat terjadi perbedaan di kalangan mereka”.
📚 Syarah Shahih Muslim.
Semoga Allahbterus menjaga iman kita.
Penulis :
Ustadz Tamim Suherman
Pengajar Ponpes Ibnu Taimiyyah