Melihat Allah adalah puncak kenikmatan penghuni surga.
Penduduk surga akan melihat Allah setiap Jum’at sebagaimana ditunjukkan oleh hadits dan atsar yang shahih.
Di antara penduduk surga bahkan ada yang melihat Allah setiap pagi dan petang.
Nabi ﷺ bersabda ;
إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لاَ تَضَامُّوْنَ فِي رُؤْيَتِهِ، فَإِنِ اْستَطَعْتُمْ أَنْ لاَ تُغْلَبُوْا عَلَى صَلاَةٍ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَصَلاَةٍ قَبْلَ غُرُوْبِهَا فَافْعَلُوْا
Sesungguhnya kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan (purnama) ini. Kalian tidak berdesak-desakan (terhalang) ketika melihatNya.
Jika kalian mampu untuk tidak terkalahkan dari menunaikan shalat sebelum terbit matahari (Subuh) dan shalat sebelum terbenam matahari (Ashar), maka kerjakanlah”.
Sebagian ulama salaf menyebutkan bahwa diurungkannya penyebutan shalat Subuh dan Ashar karena penduduk surga akan melihat Allah di dua waktu (pagi dan petang).
Abdullah bin Buraidah rahimahullah berkata ;
فالمحافظة على هاتين الصلاتين تكون سببا لرؤية الله في الجنة في مثل هذين الوقتين،
“Menjaga dua shalat ini menjadi sebab penduduk surga bisa melihat Allah pada dua waktu tersebut “.
Fathul Bari – Ibnu Rajab rahimahullah.
Semoga Allah menjadikan kita sebagai penghuni surga.
Penulis :
Ustadz Tamim Suherman
Pengajar Ponpes Ibnu Taimiyyah